Sabtu, 26 Maret 2011

Prostitusi, Mencari Maria dalam Perang

Apa yang Anda bayangkan dalam sebuah perang. ? Sebuah keadaan yang menakutkan ? Membawa banyak korban : anak anak dan perempuan ? Ataukah kepasrahan ? Ataukah kita butuh saksi untuk menjelaskan kembali ingatan kolektif akan perang ?
Perang, tentu, menyisakan kepahitan. Adakah yang tersisa dari kepahitan perang yang lain ?
Takahiro Nakamura, mencoba mencari jawab atas premis itu. Sutradara asal Jepang ini, menyodorkan segenap fakta dan jawaban dalam Yokohama Mary. Sebuah film debut, dokumenter panjang yang telah diputar banyak festival dunia.
Film Yokohama Mary, menawarkan sebuah perspektif tentang perang. Di Yokohama Jepan, selama lebih dari tigapuluh tahun, orang sudah akrab dengan sosok wanita cantik dengan make up tebal model aktris Kabuki. Mary, namanya. Perempuan tua, misterius yang selalu menyapa masyarakat Yokohama di jalan jalan padat.
Terungkap, bahwa Mary adalah seorang pekerja seks komersial sejak Jepang diduduki oleh tentara Sekutu. Mary adalah PSK paling cantik dan dipuja. Kisahnya melegenda di Yokohama. Namun, pada sudah beberapa lama Mary menghilang. Siapapun kehilangan sebuah “ikon” kota Yokohama.
Sutradara Takahiro Nakamura memulai sebuah perjalan, mencari Mary. Pencarian dengan gaya bercerita konvensional, namun mampu memaksa saya terus intens menonton. Sekalipun ia bergerak dalam tempo yang sangat lambat.
Saya bertemu Takahiro Nakamura, di sebuah festival film di Florida. Sebuah percakapan pada penutupan festival, teman ini mengungkapkan pengalamannya membuat Yokohama Mary. Bahwa, Mary, adalah saksi dari perjalanan kota Yokohama. Ia menjadi saksi dari kebrutalan perang dan kehancuran masyarakat.
Saya kagum pada upaya sutradara Jepang ini. Memcoba untuk tetap konsisten untuk mengucapkan satu dari memori kolektif yang bernilai. Saya pun berpikir akankah kita peduli pada memori kolektif   ?

2 komentar: